Lembaga Dakwah Kampus Syahid (LDK Syahid) telah sukses menyelenggarakan Talkshow Al-Qur’an pada Kamis, 7 Desember 2017 di Masjid Fatullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Acara yang merupakan akhir dari rangkaian kegiatan Syahid Fair ini bertemakan “Sinergitas Al-Qur’an dan Teknologi dalam Menghadapi Tantangan di Era Milenial.”
Acara ini menghadirkan Ka Archie Wirija, Founder Qur’anIDproject , dan Ka Muzammil Hasballah yang dikenal sebagai imam muda masjid Salman ITB, Qur’an Reciter, dan Arsitek. Dihadiri oleh lebih dari 600 peserta dari kalangan mahasiswa dan umum.
Ka Archie Wirija memperkenalkan Qur’anIDproject; sebuah startup yang bergerak di bidang audio Al-Qur’an hasil inisiasi anak-anak muda Islam. Qur’anIDproject menyediakan platform untuk muda-mudi zaman now yang tidak terlepas dari gadget agar bisa selalu mengakses Al-Qur’an dalam bentuk audio berisi bacaan ayat dengan bahasa Arab, Indonesia, dan Inggris yang mudah diakses via web atau aplikasinya yang diunduh secara gratis. “Karya positif ini sebenarnya adalah kebutuhan saya sendiri. Akhirnya saya jalan dulu, lalu research, dan dicoba menjadi project,” ujar Ka Archie Wirija.
“Pemuda harus bisa produktif dan diseimbangi dengan ibadah.”-Ka Archie Wirija
Ka Archie Wirija mengungkapkan bahwa Qur’anIDproject saat ini sudah memiliki sekitar 300 kontributor dan 27.043 pengguna. Ia ingin mendekatkan kembali masyarakat kepada Al-Qur’an dengan projek ini. “Al-Qur’an diturunkan untuk semua manusia. Terus, kenapa gak mau baca Al-Qur’an cuma gara-gara gak lancar baca Al-Qur’an?” Ka Archie menambahkan.
Ka Muzammil Hasballah hadir memberikan motivasi bagi para peserta seminar untuk mau menyempatkan waktu beirinteraksi dengan Al-Qur’an. “Jangan ragu untuk dekat dengan Al-Qur’an; berinteraksi dengan Al-Qur’an semampunya, jangan semaunya,” tegasnya.
Kemudian, Kak Muzammil menjelaskan beberapa tingkatan Ahlul Qur’an. Pertama, adalah Qiraatul Qur’an, yaitu sekedar membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Kedua, adalah Tilawatul Qur’an, pahalanya lebih utama di sisi Allah karena pada tingkatan yang kedua ini tidak hanya membaca, namun merenungkan makna dan pengaplikasian. Ketiga, adalah Tahfidzul Qur’an, yaitu yang menjaga Al-Qur’an dengan menghafalnya.
Dalam menghafal, para Huffadz bukan hanya sekedar menghafal; namun mereka juga menjaga, mengulang-ulang, dan istiqomah dalam mengingat. “Karena yang memberikan gelar Hafidz adalah Allah, bukan manusia,” ucap Ka Muzammil.
“Mereka yang menjaga Al-Qur’an akan memberikan mahkota surga bagi ayah dan ibunya, dan akan menuntun keluarganya ke surga.”- Ka Muzammil Hasballah
Inilah waktunya, kita sebagai pemuda-pemudi generasi Islam untuk mencintai Al-Qur’an dan menjadikannya sumber semangat dalam melakukan segala aktivitas yang bermanfaat untuk lingkungan sekitar.
Di zaman saat kerusakan semakin menjamur diakibatkan oleh ulah tangan manusia, kita bisa meredamnya ketika kembali kepada Al-Qur’an; mencintainya, memahaminya, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Muhammad Rasuli, ketua pelaksana Closing Syahid Fair sangat bersyukur atas kesuksesan acara dengan banyaknya peserta seminar yang antusias dengan acara Talk Show Qur’ani. Ia berharap acara ini dapat bermanfaat dan menyadarkan kita betapa pentingnya Al-Qur’an dalam kehidupan. “Karena di era milenial ini banyak sekali degradasi moral, khususnya yang menimpa pemuda. Solusi dari permasalahan tersebut adalah kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah,” ujar Rasuli dalam sambutannya.
Acara diakhiri dengan shalat Maghrib berjama’ah dan dilanjutkan do’a bersama yang dipimpin oleh Kak Muzammil Hasballah.
Photos by LDK Syahid